Rabu, 31 Oktober 2012
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin adalah para kholifah yang arif bijaksana.
Mereka adalah keempat sahabat yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim
setelah Nab Muhammad Rasulullah saw. wafat. Keempat kholifah tersebut
ialah:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.;
2. Umar bin Kaththab ra.;
3. Utsman bin Affan ra.; dan
4. Ali bin Abi Thalib ra.
2. Umar bin Kaththab ra.;
3. Utsman bin Affan ra.; dan
4. Ali bin Abi Thalib ra.
Keempat kholifah itu selain berhasil melanjutkan perjuangan
Rasulullah saw. menegakkan ajaran tauhid, juga sukses memperluas
penyebaran dan mengharumkan nama Islam. Berikut ini kami uraikan
sekelumit riwayat hidup dan jasa keempat kholifah tersebut.
A. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra (11-13 H/632-634)
Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya dengan Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhomat.
Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya dengan Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhomat.
Sejak kecil ia terkenal sebagai anak yang baik. Perilakunya yang
lemah-lembut, jujur, dan sabar, membuatnya disenangi masyarakat. Karena
sifat-sifatnya yang mulia itulah sejak masa remajanya ia sudah
bersahabat dengan Nabi Muhammad saw.
Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad
saw. kemudian terkenal dengan julukan Abu Bakar, sedangkan gelar Shiddiq
diberikan oleh para sahabat, karena ia sangat membenarkan Rosulullah
saw. dalam segala hal. Ialah yang menemani Nabi Muhammad saw. di gua
Hira, dan yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan orang tua
terhormat. Tentang Abu Bakar ra., Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh
orang yang paling dekat kepadaku persahabatan dan hartanya, ialah Abu
Bakar. Andaikata aku boleh memilih ternan di antara umnatku, rnaka akan
kupilih Abu Bakar. Tetapi kecintaan dan persaudaraan dalarn Islam cukup
memadai. Tidak satu pun pintu dalarn rnasjid yang terbuka kecuali pintu
Abu Bakar”. (HR. Bukhori) Sampai saat ini di masjid Madinah masih ada
sebuah pintu yang disebut pintu Abu Bakar ra. Yakni pintu yang selalu
beliau lalui semasa hidupnya jika masuk ke masjid melalui rumah beliau.
Todaklah mengherankan jika sewaktu Nabi saw sakit, ia dipercaya oleh
para sahabat menjadi Imam sholat. Juga pantaslah apabila kaum muslimin
kemudian memilihnya sebagai kholifah/pemimpin setelah Rosulullah saw.
wafat.
Keagungan kepribadian Abu Bakar dapat disimak dari
penggalan-penggalan pidatonya ketika dilantik menjadi kholifah, antara
lain beliau katakan, “Saya bukan orang yang terbaik di antara kalian,
tetapi saya akan memelihara amanah yang telah kalian serahkan kepada
saya. Kalau saya mengikuti ajaran Allah SWT dan petunjuk Rasul-Nya, maka
ikutilah saya. Sebaliknya jika saya menyimpang, luruskanlah
(koreksilah) saya. Kebenaran adalah kejujuran, dan kebohongan adalah
ketidakjujuran. Orang yang paling kuat dalam pandangan saya, adalah
orang-orang yang lemah di antara kalian oleh sebab itu saya akan
menjamin hak-hak mereka. Dan orang-orang yang paling lemah dalam
pandangan saya, adalah orang-orang yang kuat di antara kalian, dan saya
akan mengambil sebagian dari hak-hak mereka (zakatnya).”
Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi
kholifah, adalah meredam pemberontakan, memerangi orang-orang yang
membangkang tidak mau membayar zakat, orang-orang murtad yang saat itu
terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan. Sepeninggal Muhammad
Rosulullah saw., memang banyak umat Islam yang kembali memeluk agamanya
semula. Mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan lebih
tragis lagi muncul orang-orang yang mengaku nabi, antara lain Musallamah
Al-Kadzdzab, Tulaiha Al-Asadi, dan Al Aswad Al Ansi.
Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad tersebut, Abu Bakar
mengirim sebelas pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, di antaranya
pasukan Kholid b’ Walid ditugaskan menundukan Thulaiha Al Asadi, Pasukan
Amer bin Ash ditugaskan di Qudho’ah, Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke
Yaman, dan Kholid bin Said ditugaskan Syam.
Program Abu Bakar selanjutnya, memproyekkan pengumpulan dan penulisan
ayat-ayat Al Qur-an. Progran ini dicanangkan atas usulan Umar bin
Khoththob sedangkan pelaksanaannya di percayakan kepada Zaid b’ Tsabit.
Pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al Qur-an itu dilakukan dengan pertimbangan:
1. Banyak sahabat yang hafal Al Qur-an gugur dalsm perang penumpasan orang-orang murtad;
2. Ayat-ayat Al Qur-an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu
dan kayu-kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu dilakukan usaha
penyelamatan;
3. Penulisan ayat-ayat Al Qur-an dan membukukannya ini bertujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang zaman.
Semasa pemerintahannya, Abu Bakar juga berhasil memperluas daerah
dakwah Islamiyah, antara lain ke Irak yang ketika itu termasuk wilayah
jajahan Kerajaan Persia, dan ke Syam yang di bawah jajahan Romawi.
Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar berpulang ke
Rahmatullah pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13H dalam usia 63 tahun dan
dimakamkan dekat makam Rasulullah saw. Beliau dikenal oleh para
sahabat sebagai kholifah yang sangat taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbudi luhur.
sahabat sebagai kholifah yang sangat taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbudi luhur.
B. Umar bin Khatthab (13-23 H/634-644 M)
Ia lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad saw. Sejak kedl ia sudah terkenal cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapapun. Tidaklah mengherankan jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam, setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam. Kemudian terkenalah Umar sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani.
Ia lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad saw. Sejak kedl ia sudah terkenal cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapapun. Tidaklah mengherankan jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam, setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam. Kemudian terkenalah Umar sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani.
Umar memiliki kepribadian yang sangat kuat, dan tegas memperjuangkan
kebenaran. Oleh karena itu masyarakat menggelarinya Al Faruq, artinya
yang dengan tegas membedakan yang benar dan yang salah. Sedemikian gigih
Umar dalam menegakkan syari’at Islam, sehingga Abdullah bin Mas’ud
mengatakan, “Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia.” (H.R. Bukhori)
Mengenai kualitas keimanannya, diungkapkan dalam sebuah hadits.
Muhammad Rosulullah saw. bersabda, “Ketika sedang tidur, aku bermimpi
melihat orang-orang yang memakai gamis. Ada yang gamisnya menutupi dada
dan ada pula yang kurang dari itu. Lalu diperlihatkan kepadaku Umar bin
Khoththob mengenakan gamis yang panjang sehingga ia berjalan dengan
menyeretnya.” Seseorang bertanya, “Ya Rosulullah, apakah takwilnya?”
Nabi saw. menerangkan, “Kualitas keimanannya.” (HR. Bukhori dan Muslim
dari Abu Sa’id Al Khudri ra.)
Dalam pidato pelantikannya, Umar menyampaikan, antara lain: “Saya
adalah seorang pengikut Sunnah Rasul, bukan seorang yang berbuat bid’ah.
Ketahuilah, bahwa kalian berhak menuntut saya tentang tiga hal selain
Kitab Allah dan Sunnah Nabi, yakni:
1. Mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang sebelum saya dalam
masalah yang telah kalian sepakati dan telah kalian tradisikan;
2. Membuat kebiasaan baru yang baik bagi ahli kebajik dalam masalah yang belum kalian jadikan kebiasa dan
3. Mencegah saya bertindak atas kalian kecuali dalam hal hal yang kalian sendiri penyebabnya.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas
sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umarlah
yang pertama kali membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan
pemerintahan. Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al
Qur-an.
Kholifah Umar wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama
sepuluh tahun enam bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Lu’lu’ah,
seorang budak milik Al-Mughiroh bin Syu’bah saat sholat subuh. Ia
diimakamkan di rumah ‘Aisyah, dekat makam Abu Bakar. Ia dikenang oleh
umat Islam sebagai pahlawan yang sangat sederhana, sportif, dan
menyayangi rakyat kecil. Kata katanya yang sangat terkenal, “Siapa yang
melihat pada diriku membelok, maka hendaklah ia meluruskannya.”
Jasa-jasa Umar sewaktu menjadi Kholifah, antara lain :
1. Penetapan tahun Hijriyah sebagai tahun resmi;
2. Bea cukai sebagai pendapatan negara;
3. Tunjangan sosial bagi orang-orang miskin di kalangan Yahudi dan Kristen;
4. Pembangunan kota-kota dan saluran air untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya;
5. Pemberian gaji bagi imam dan muazin;
6. Penghapusan perbudakan;
7. Pembangunan sekolah-sekolah;
8. Kodifikasi Al-Quran;
9. Tradisi sholat tarawih berjamaah;
2. Bea cukai sebagai pendapatan negara;
3. Tunjangan sosial bagi orang-orang miskin di kalangan Yahudi dan Kristen;
4. Pembangunan kota-kota dan saluran air untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya;
5. Pemberian gaji bagi imam dan muazin;
6. Penghapusan perbudakan;
7. Pembangunan sekolah-sekolah;
8. Kodifikasi Al-Quran;
9. Tradisi sholat tarawih berjamaah;
C. Utsman bin Affan ra. (23-35 H/644-656 M)
Ia seorang saudagar kaya-raya, dan salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai seorang pendiam, dan memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur Roumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga masyarakat menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT)
Ia seorang saudagar kaya-raya, dan salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai seorang pendiam, dan memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur Roumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga masyarakat menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT)
Abdurrohman bin Samuroh ra. mengungkapkan, Utsman bin Affan datang
menemui Rosulullah saw. dengan membawa uang sebanyak seribu dinar yang
dibungkus pakaiannya. Kala itu beliau sedang mempersiapkan u’sroh
(Pasukan dalam Perang Tabuk). Usai menerima sumbangan dari Ustman bin
Affan ra. untuk jihad fisabilillah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada
yang merugikan ibnu Affan atas apa yang dilakukannya setelah hari ini.”
Beliau mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR. Ahmad, dan
Tirmidzi)
Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak pernah menjaga jarak dengan
masyarakat kelas bawah, bahkan ia tidak segan-segann untuk turut serta
berperang. Karena kebaikannya itulah, ia dinikahkan dengan putri Nabi
bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal dunia, ia dikawinkan dengan
putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab itu masyarakat
menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Khalifah Utsman ra., adalah
mengganti gubernur-gubernur negara taklukan Islam yang ingin memisahkan
diri setelah Umar wafat. Kemudian Ia memperbanyak naskah Al Qur-an yan
sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang antara lain dikirim ke
Syam, Yaman, Bahrain, Basroh, dan Kufah.
Utsman wafat pada usia 82 tahun, setelah memerintah selama 12 tahun.
Ia menemui ajal saat membaca Al Quran oleh tikaman pedang Humron bin
Sudan. Jasa Utsman terbesar adalah memelihara Al Qur-an sebagaimana yang
tersebar sekarang ini.
D. Ali bin Abu Tholib ra. (35-40 H/656-661 M)
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang ajaran Islam.
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang ajaran Islam.
Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali inilah, Islam mulai mengalami
kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas
terbunuhnya Utsman bin Affan ra., terutama dari golongan Bani Umaiyyah
dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad saw. Suasana tersebut
semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti
sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman.
Setelah usaha menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas
kematian Utsman dengan jalan damai tidak berhasil, maka ditempuhlah
dengan peperangan. Pertama terjadilah Perang Waq’atul Jamali (penamaan
tersebut karena ‘Aisyah bersama pasukannya mengendarai unta) atau
peperangan unta. Kedua, Perang Shiffin atau peperangan unta antara
pasukan Khalifah Ali dan pasukan ‘Aisyah. Perang saudara ini terjadi
pada tahun 36 H/657 M, akibat hasutan Abdullah bin Saba. Perang ini
dimenangkan oleh pasukan Ali. Setelah diberi penjelasan tentang duduk
perkara yang sebenarnya, ‘Aisyah dikembalikan ke Madinah dengan hormat
dan dimuliakan.
—oOo—
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar